Kamis, 26 September 2010
02.00 pm
Seorang panitia cewek mendekapku, meminjamkan pundaknya untuk tempatku menangis.
Aku belum tau namanya. Karena memang panitia SLK juga ada sebagian yang belum saling kenal. Masih hijau sih di kampus matematika, baru aja semester 2 mau menginjak semester 3.
"Dek, kamu kenapa nangis?" katanya sambil mengusap kepalaku.
Sambil menahan tangis, aku menjawab, "Laptop...hh...hh... hkk... :'("
"Laptop kenapa?"tanyanya lagi.
"Laptop kakakku. Hh ... hh... laptop kakakku barusan hilang..... :'( :'( :'(" kata-kata itu seakan memompa kelenjar airmataku untuk mengeluarkan lebih banyak lagi airmata. Aku seperti mau pingsan... Harus menghadapi kenyataan... Dan sekarang beberapa anak matematika mengetahui semuanya.
Entah aku harus bagaimana... Apakah yang akan dilakukan kakak jika mengetahui hal ini?
Aku seperti ingin lari mengejar penjahat yang udah tega mengambil tanpa ijin laptop yang ada di tasku tadi. Dan memukul orang itu sampai aku puas dan aku ambil lagi laptop itu.
Bahkan ini di bulan puasa!
Aku gak tahan...
:'(
Akhirnya sie Keamanan mengajakku untuk ke kantor polisi melaporkan kejadian tadi.
Aku digandeng salah satu panitia, sie keamanan cewek, tubuhku bergerak mengikuti langkahnya. Aku hanya bisa pasrah. B L A N K
02.15 pm
Di kantor polisi, hanya ditanyai beberapa keterangan mengenai laptop dan proses kejadian tadi. Yang membuat aku kesal adalah...
"Pihak polisi disini hanya mengambil keterangan saja, misal nanti ada kejadian penjahat yang ditangkap di kantor polisi ini dan terbukti mengambil laptop mbak, nanti pihak polisi akan menghubungi mbak lagi. Jadi, yang bisa mbak lakukan sekarang ya berdoa."
H a h ?
Segitu mudahnya kah tugas polisi ?
Hanya duduk, menyapa para korban kejahatan, menanyakan kejadian kejahatan, dan "menunggu" penjahat datang melapor ke kantor polisi bahwa penjahat itu telah mencuri.
w o w
so sweet ya?
huh. Aku hanya diberi selembar kertas "bertuliskan" KETERANGAN MELAPOR. Menyalami polisi itu, dan keluar bersama panitia keamanan.
Sekarang aku stres bagaimana, apa yang mau aku lakukan dengan selembar kertas itu? Yang sangat jelas berbeda dengan laptop.
S E L E M B A R K E R T A S K E T E R A N G A N M E L A P O R .
dengan
L A P T O P .
Sudahlah, aku yakin masalah ini pasti bisa aku hadapi.
Aku udah gak nafsu ikut acara Senandung Ramadhan, waktu kembali ke taman pancasila, sebenarnya acara itu lumayan menarik. Ada drama, penampilan ketua SLK menyanyikan lagu..... lagi-lagi aku sampai lupa lagu apa itu.
Atik, salah satu pemeran di TIRAI 1 nanti, mengahampiri aku dengan muka cerianya seperti biasa.
"Sari... :) Nih aku kembaliin FLASH DISKmu."
A P A ? ? ?
Ternyata ... flash diskku enggak ketlingsut di rumah. tapi dibawa pulang sama Atik kemarin sore. Tapi aku enggak sadar kalau dia membawa flashdiskku.
Semakin lemes aja tubuhku. Flash diskku, yang aku pikir sembunyi di rumah, telah membuatku membawa laptop naik bis dan aku tak sengaja kehilangan laptop itu.
Aku kembali menangis. Atik heran. Afif memberi aba-aba ke Atik untuk enggak ngomong dulu sama aku. Aku ceritakan semuanya. Ke Atik dan juga Afif. Mereka menghiburku. Tapi tetap aja aku bingung harus bagaimana ngomong sama kakakku.
03.30 pm
Ku putuskan untuk enggak ikut buka bersama disitu. Aku menelpon kakakku.
"Kak... maaf...:'("
"Maaf kenapa? Ada apa?"
"Aku... laptopmu... :'("
"Apa? Yang jelas dek..."
"Laptopmu hilang kak. :'("
"A p a ... "
Hening.....
"Ma... af" :'( lagi-lagi aku menangis.
Ku tau di Piyungan sana kakak bingung, kecewa, kasihan, pengen marah, tapi gak tega.
"Kalau kakak mungkin bisa menerima itu. Tapi aku gak tau mamaku gimana. Adek kesini ya. Nanti ketemu ma mamaku."
h a h ?
='(
ketemu mamanya?
mau ngomong apa aku nanti?
Aku semakin tak bisa menahan tangis.
15 menit aku menelpon kakak, dan ku putuskan aku ke warnet kakak.
"Iya. Sampai nanti kak."
Huft. Sekarang. Aku bingung. Mau naik apa aku ke warnet kakak?
Aku bingung. Aku minta tolong Atik buat mencari siapa yang mau nolong aku nganter ke tempat warnet kakak.
04.30
Entah lah... darimana datangnya angin, yang jelas Istanto, Pmatsub09 yang juga jadi pemain di Pensi Makrab besok, mau menolongku. Mengantarku sampai warnet tempat kakak kerja.
Selama di perjalanan hening, hanya fokus sama jalan di depan. Warnet kakak jauh juga, hampir sampai pegunungan Gunung Kidul. Sebelum perempatan, sebelah utara barat perempatan. Aku memakai helm mbak Anis, karena helmku tadi sewaktu aku sampai di Taman Pancasila dipinjam Febri, temennya Kafit.
Setelah aku mengucapkan terimakasih ke Istanto, aku lalu segera masuk ke warnet kakak. Istanto langsung balik ke kampus karena dia tidak ingin melewatkan acara buka bersama Panitia Makrab Matematika 2010.
huft...
hmmm...
Di depan...
_____________________________to be continued_______________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar